Terimakasih Prof. Dr. Noeng Muhadjir

Ini adalah sebuah pengalaman terhebat yang pernah aku alami. Apa yang lebih hebat daripada cerpen kamu masuk koran? Cerpen kamu dikritik oleh seorang Guru Besar Filsafat Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta! Namanya Prof. Dr. Noeng Muhadjir. Awalnya jujur enggak percaya dan sekaligus bangga. Namun ketika baca suratnya, aku malah gak paham... beliau menggunakan bahasa yang luar biasa rumit. Tetapi tidak mengurangi rasa terimakasih saya pada beliau. 
Dalam suratnya beliau berkata : 


Pro Cucunda :
Dyar Ayu Budi Kusuma

Hal          :  Cerma anda di KR 15 Januari 2015
Assalamualaikum w.w,
                Sampai dua pertiga cerita anda “Dia Ibuku” benar-benar permainan bahasa hermeneutic. Luar biasa. Umumnya sastrawan membuat cerita dalam sekuensi strukturalisme, paling jauh semantic. Nuansa cerita semantic seluruh jalan fikiran dikendalikan oleh penulis cerita, dengan akhir cerita runtut. Seperti akhir cerita yang 17 baris. Juga peralihan anda yang 11 baris terakhir sebelumnya.
                Bila anda mampu membuat cerita dalam liku-liku sebelum28 baris itu bagus sekali. Pembaca terpaksa berusaha membuat pemahamannya sendiri. Dan setiap pembaca dibuat cerdas membuat kesimpulannya. Bayangkan : melekat wajah cantik anda dari ibumu yang tuna netra. Dibalik itu anda tersiksa mendengar ketuk tongkat ibumu. Ibumu membelaimu, anda merasa hanya diraba. Disiapkan makan dengan kasih sayang. Jujur, saya malu Ibu harus mewakiliku. Papa dan mamanya Dian tidak acuh, sedangkan dia kaya. Dihentikan cerita seperti itu akan membuat cerita anda poststrukturalisme atau postmodern hermeneutic.
                Saya berharap komentar saya ini mendorong anda punya cita-cita tinggi. Karena anda cerdas dari cara anda mengemas cerita, masuklah Perguruan Tinggi, belajar ilmu yang membuat anda dapat mencapai cita-cita tinggi dan berbuat banyak kebajikan. Sastrawan yang cerdas dan bijak hendaknya menjadi bagian hidup anda, bukan satu-satunya cita anda.


Prof. Dr. Noeng Muhadjir
Jl. Deresan I/3 Yg. Tilp 562380


Komentar

  1. hmm, sosok yang menginspirasi..

    BalasHapus
  2. Wah hebat, dapat pujian dr Prof. Noeng Muhadjir. Congrats, Mbak! Saya jadi tertarik mau membaca cerpennya. Boleh di-share mungkin?

    BalasHapus
  3. Saya baru saja membeli buku beliau. Saya tidak tahu siapa beliau sebelumnya tapi dari membaca sekilas buku tsb dan penelusuran saya lewat internet hingga sampai ke blog anda, sepertinya beliau orang hebat. Tapi di satu sisi saya juga penasaran dengan cerpen anda. Selamat untuk anda dan panjang umur untuk Prof. Noeng.

    BalasHapus
  4. Beliau dosen filsafat saat saya mengambil Magister. Logika nalar beliau sudah diluar kepala kami. Begitu menginspirasi. Sehat selalu Prof. Noeng M

    BalasHapus
  5. Beliau dosen filsafat saat saya mengambil Magister. Logika nalar beliau sudah diluar kepala kami. Begitu menginspirasi. Sehat selalu Prof. Noeng M

    BalasHapus
    Balasan
    1. *BERITA DUKA*
      Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun.

      Telah meninggal dunia Prof. Dr. Noeng Muhadjir, *Rektor UAD Periode 1990-1999*, pada hari Ahad, 28 Oktober 2018 Pukul 06 pagi.

      Almarhum disemayamkan di rumah duka kompleks perumahan Deresan dan akan dikebumikan di kompleks makam UNY pada hari ini Pukul 14.00

      Hapus
  6. Innalillahi wa innaillaihi roji'un.
    Doa buat Almarhum Guruku Prof. Noeng Muhadjir: "Yaa Allah, lapangkan kuburnya, terimalah semua amal baiknya, dan ampuni segala dosanya". Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin. Semoga ilmu beliau menjadi amal jariyah bagi beliau

      Hapus
    2. Dyar Ayu, saya putri Prof Noeng Muhadjir.. semoga anda kuliah seperti harapan ayah saya ya.. saya ingat pernah baca surat tsb.. 👍🏽Dyar Ayu..

      Hapus
  7. Tiga tahun lalu saya singgah ke blog ini usai membeli buku Prof Noeng. Saya tidak pernah tahu bahwa beberapa bulan kemudian di tahun yang sama, beliau berpulang ke Maha Pencipta. Saya tidak pernah mengetahuinya hingga saya membuka kembali buku beliau dan menuliskan nama beliau lalu ternyata riwayat kunjungan saya ke blog ini masih ada. Meski sudah tiga tahun, saya turut berduka. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya. Aamiin.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer